Minggu, 28 Juli 2013
Korosi
Pengertian Korosi
Korosi adalah kemerosotan atau kerusakan sifat logam oleh karena proses elektrokimia, yang biasanya berjalan lambat. Contoh yang paling umum adalah korosi logam besi dengan terbentuknya karat oksidanya. Dengan demikian korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik yaitu oksidasi logam menjadi ionnya dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi elektron tersebut dengan laju yang sama. Proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya.
Reaksi Kimia Korosi Logam
Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, proses reaksi redoks yang terjadi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Anoda : { Fe (s) Fe2+ (aq) + 2 e } 2x
Katoda : O2 (g) + 4 H+ (aq) + 4 e 2 H2O (l)
Redoks : 2 Fe (s) + O2 (g) + 4 H+ (aq) Fe2+ (aq) + 2 H2O (l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa emf standar untuk proses korosi ini adalah Eosel = +1,67 V. Reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dengan ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe2+ yang terbentuk di anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi(III) oksida:
4 Fe2+ (aq) + O2 (g) + (4 + 2x) H2O (l) 2 Fe2O3.x H2O + 8 H+ (aq)
Hidrat besi(III) oksida inilah yang dikenal dengan karat besi. Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi elektron dan ion. Itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam. Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang terjadi adalah:
O2 (g) + 2 H2O (l) + 2 e 4 OH- (aq)
Korosi besi relatif lebih cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisan senyawa besi(III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara maupun air. Tetapi, aluminium mempunyai potensial reduksi jauh lebih negatif dibandingakn besi, proses korosi lanjut menjadi terhambat karena hasil oksidasi, Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar.
Penyebab Korosi
Korosi merupakan reaksi kimia yang terjadi secara alami dan spontan. Tanpa campur tangan manusia, logam dapat bereaksi dengan faktor luar dan menyebabkan peristiwa korosi. Beberapa faktor penyebab korosi antara lain:
Tingginya reaktivitas logam.
Adanya zat pengotor.
Adanya udara bebas, uap air, dan gas tertentu seperti CO2 dan SO2.
Adanya zat-zat elektrolit.
Laju Korosi
Laju korosi juga dikenal dengan rasio korosi. Laju korosi dihitung dengan mengambil korosi pada seluruh permukaan. Laju korosi diukur dengan kondisi mpy (mils per penetration)
mpy = (berat hilang akibat korosi dalam gram) x (22300) / (A)(dt)
dimana
A = luas permukaan korosi (in2)
d = massa jenis logam (g/cm3)
t = waktu korosi (hari)
Pencegahan Korosi
Perlindungan katodik
Prinsip dari perlindungan katodik adalah mengubah potensial elektroda dari struktur logam sehingga dapat menambah "kekebalan" logam yang ingin dilindungi. Bagian yang dilindungi tentu saja adalah permukaan, karena korosi dimulai dari bagian permukaan, sehingga menutup kemungkinan terjadinya reaksi korosi. Perlindungan katodik penting digunakan untuk logam alat-alat selam dan bawah tanah.
Penghambat (inhibitor) korosi
Adanya molekul asing dapat mempengaruhi reaksi pada permukaan. Proses korosi adalah salah satu jenis reaksi permukaan. Korosi dapat dikendalikan dengan senyawa asning yang dikenal dengan senyawa inhibitor (penghambat). Senyawa penghambat dapat terabsorpsi pada permukaan logam yang bereaksi. Senyawa tersebut langsung menyerap ke arah lapisan permukaan logam. Senyawa penghambat dapat berkerja pada cara yang berbeda, yaitu memblokir bagian yang rawan korosi dan mencegah laju anodik maupun katodik. Cara lainnya adalah dengan meningkatkan potensial elektroda. Contoh senyawa yang dapat menghambat reaksi anodik adalah heksilamina dan natrium benzoat. Dengan cara yang sama, oksidator seperti nitrit, kromat, amina, tiourea juga dapat digunakan untuk menghambat korosi.
Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks)
Pengertian Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks)
Berdasarkan perkembangannya, reaksi redoks dimulai dari pemahaman batasan tradisional, yaitu reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen, atau pelepasan hidrogen, atau pelepasan elektron. Sedangkan sebaliknya, reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen, atau pengikatan hidrogen, atau pengikatan elektron. Batasan lain yaitu bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi penaikan bilangan oksidasi dan reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi.
Kedua reaksi ini selalu terjadi secara bersamaan, serentak, artinya ada spesies yang teroksidasi dan spesies lainnya tereduksi. Oleh karena itu, lebih tepat dinyatakan sebagai rekasi reduksi-oksidasi atau disingkat reaksi redoks.
Contoh Reaksi Redoks
Contoh reaksi redoks adalah apabila batang tembaga dicelupkan dalam larutan perak nitrat, maka lapisan putih mengkilat akan terjadi pada permukaan batang tembaga dan larutan berubah menjadi biru.
Reaksi redoks terjadi antara logam tembaga dan larutan perak nitrat
Dalam hal ini bilangan oksidasi tembaga naik dari 0 menjadi +2 dan bilangan oksidasi perak turun dari +1 menjadi 0. Tembaga mengalami oksidasi dan perak mengalami reduksi. Persamaan reaksi antara keduanya dapat dituliskan sebagai berikut:
Cu (s) + 2 AgNO3 (aq) Cu(NO)3 (aq) + 2 Ag (s)
atau
Cu (s) + 2 Ag+ (aq) Cu2+ (aq) + 2 Ag (s)
Reaksi redoks ini sering dinyatakan dengan penulisan setengah reaksi secara terpisah, pelepasan elektron sebagai oksidasi dan penangkapan elektron sebagai reduksi:
Oksidasi: Cu (s) Cu2+ (aq) + 2 e
Reduksi: 2 Ag+ (aq) + 2 e 2 Ag (s)
Reaksi redoks yang sedikit lebih rumit ditemui antara gas hidrogen sulfida dengan larutan ion besi(III) yang menghasilkan padatan belerang, ion besi(II) dan ion hidronium menurut persamaan reaksi:
H2S (g) + 2 Fe3+ (aq) + 2 H2O (l) S (s) + 2 Fe2+ (aq) + 2 H3O+ (aq)
Dalam reaksi tersebut, besi telah mengalami reduksi dari +3 menjadi +2 dan belerang mengalami oksidasi dari -2 menjadi nol, Jadi persamaan redoks tersebut dapat dipisahkan menjadi dua setengah reaksi sebagai berikut:
Oksidasi: H2S (g) + 2 H2O (l) S (s) + 2 H3O+ (aq) + 2 e
Reduksi: 2 Fe3+ (aq) + 2 e 2 Fe2+ (aq)
Penerapan Reaksi Redoks
Beberapa contoh reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
Peristiwa korosi
Pemakaian sel baterai
Pemakaian sel aki
Pemakaian sel bahan bakar
Pengertian Bilangan Oksidasi (Biloks)
Bilangan oksidasi adalah bilangan positif atau negatif yang menunjuk pada muatan suatu spesies bila elektron-elektron dianggap terdistribusi pada atom-atom menurut aturan tertentu. Aturan distribusi ini adalah secara ionik bagi spesies heteronuklir yang artinya terjadi perpindahan elektron kepada atom yang lebih bersifat elektronegatif, dan secara kovalen murni bagi spesies homonuklir. Reaksi reduksi-oksidasi (redoks) melibatkan adanya transfer elektron, dengan demikian terjadi perubahan tingkat atau bilangan oksidasi spesies yang bersangkutan. Oleh karena itu untuk mengetahui jumlah elektron yang terlibat perlu identifikasi tingkat oksidasi atau bilangan oksidasi yang terlibat dalam reaksi.
Aturan Bilangan Oksidasi
Atas batasan yang telah dijabarkan di atas, maka bilangan oksidasi dapat ditentukan oleh aturan berikut:
Bilangan oksidasi untuk setiap atom unsur adalah nol.
Bilangan oksidasi ion monoatomik adalah sama dengan muatan ion yang bersangkutan.
Jumlah aljabar bilangan oksidasi suatu spesies poliatomik netral adalah nol, dan suatu spesies poliatomik asam dengan muatan ion yang bersangkutan.
Dalam suatu senyawa, unsur yang lebih elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi negatif, dan unsur yang lebih elektropositif mempunyai bilangan oksidasi positif.
Untuk suatu senyawa yang dalam molekulnya tersusun lebih dari satu atom yang sama, dikenal adanya bilangan oksidasi rata-rata maupun bilangan oksidasi individual bagi masing-masing atom berdasarkan ikatannya.
Aturan nomor 5 mengindikasikan bahwa atom unsur yang sama dalam satu molekul dapat memiliki tingkat oksidasi yang berbeda, dan ini sebagai akibat kedudukan ikatan yang berbeda pula. Sebagai contoh adalah senyawa Na2S2O3. Dalam senyawa tersebut setiap atom natrium dan oksigen masing-masing mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2, tetapi kedua atom belerang sesungguhnya mempunyai bilangan oksidasi individual yang berbeda yaitu +5 untuk atom Spusat dan -1 untuk atom Sterminal, sehingga atom S mempunyai tingkat oksidasi rata-rata +2. Perbedaan tingkat oksidasi atom S dalam senyawa tersebut memang ditunjukkan oleh perbedaan sifat reaksinya sebagaimana sifat ikatannya. Atom S dan O masing-masing mempunyai 6 elektron valensi, dan dengan adanya 2 elektron tambahan (dari dua atom Na) menghasilkan formula konfigurasi oktet elektron model Lewis, S2O32-. Pertimbangan sifat elektronegativitas menyarankan bahwa ke enam elektron valensi atom Spusat lebih tertarik ke arah tiga atom oksigen, dan sepasang elektron ikatan S-S berada di tengah-tengah antara keduanya sehingga kedua atom belerang dalam lingkungan elektronik yang berbeda. Akibatnya, tingkat oksidasinya pun berbeda pula. Tiap atom O menjadi seolah-olah kelebihan 2 elektron dan dengan demikian mempunyai tingkat oksidasi -2. Sepasang elektron ikatan S-S dimiliki bersama dengan kekuatan elektronegativitas yang sama pula sehingga masing-masing atom S mendapat 1 elektron. Dengan demikian, diperoleh tingkat oksidasi +5 (= +6 -1) untuk atom Spusat, dan -1 untuk atom Sterminal.
Perbedaan Biloks dengan Muatan Formal
Perlu diingat bahwa perbedaannya dengan konsep muatan formal yaitu bahwa konsep ini mengasumsikan pada ikatan kovalen murni sehingga pasangan elektron ikatan selalu dimiliki bersama dengan kekuatan yang sama antara dua atom yang berbeda elektronegativitasnya. Sedangkan konsep bilangan oksidasi mengasumsikan pada ikatan ionik antara dua atom yang berbeda sehingga pasangan elektron ikatan selalu berpihak kepada atom yang lebih elektronegativitasnya lebih tinggi. Dalam molekul CO menurut struktur elektronik Lewis, masing-masing atom mempunyai muatan formal -1 untuk atom C dan +1 untuk atom O, tetapi mempunyai tingkat oksidasi +2 untuk atom atom C dan -2 untuk atom O.
Rabu, 10 Juli 2013
Tanggal-Tanggal Penting Di Indonesia Untuk Di Ingat!!
Pasti banyak banget dari kalian yang masih bingung, lupa atau bahkan tidak tahu sama sekali soal kapan sich hari pahlawan itu? Atau tanggal berapakah hari anak nasional dan sebagainya..?
Berikut saya akan berbagi informasi mengenai tanggal-tanggal penting yang ada di negara kita tercinta yang patut kamu ketahui :
Januari
1 Januari : Hari Perdamaian Dunia
1 Januari : Tahun Baru
3 Januari : Hari Departemen Agama
5 Januari : Hari Korps Wanita Angkatan Laut (KOWAL)
5 Januari : Hari Ulang Tahun Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
10 Januari : Hari Ulang Tahun Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
15 Januari : Hari Peristiwa Laut dan Samudera
25 Januari : Hari Gizi & Makanan
25 Januari : Hari Kusta Internasional
31 Januari : Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU)
Februari
5 Februari : Hari Ulang Tahun Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
5 Februari : Hari Peristiwa Kapal Tujuh
9 Februari : Hari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
9 Februari : Hari Kavaleri
13 Februari : Hari Persatuan Farmasi Indonesia
14 Februari : Hari Peringatan Pembela Tanah Air (PETA)
19 Februari : Hari KOHANUDNAS
22 Februari : Hari Istiqlal
28 Februari : Hari Gizi Nasional Indonesia
Maret
1 Maret : Hari Kehakiman Indonesia
1 Maret : Hari Peristiwa Serangan Umum di Jogyakarta
6 Maret : Hari KOSTRAD
8 Maret : Hari Wanita Internasional
9 Maret : Hari Musik Nasional
10 Maret : Hari Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI)
11 Maret : Hari Surat Perintah 11 Maret (SUPERSEMAR)
14 Maret : Hari Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
18 Maret : Hari Arsitektur Indonesia
23 Maret : Hari Meteorologi Sedunia
24 Maret : Hari Peringatan Bandung Lautan Api
27 Maret : Hari Women International Club (WIC)
30 Maret : Hari Film Indonesia
April
1 April : Hari Bank Dunia
6 April : Hari Nelayan Indonesia
7 April : Hari Kesehatan Internasional
9 April : Hari Penerbangan Nasional
15 April : Hari Zeni
16 April : Hari KOPASSUS (Komando Pasukan Khusus)
18 April : Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika
19 April : Hari Pertahanan Sipil (HANSIP)
21 April : Hari Kartini
22 April : Hari Bumi
24 April : Hari Angkutan Nasional
24 April : Hari Solidaritas Asia-Afrika
27 April : Hari Permasyarakatan Indonesia
M e i
1 Mei : Hari Peringatan Pembebasan Irian Barat
1 Mei : Hari Buruh Sedunia
2 Mei : Hari Pendidikan Nasional
3 Mei : Hari Surya
8 Mei : Hari Henry Dunant
5 Mei : Hari Lembaga Sosial Desa (LSD)
11 Mei : Hari POM - TNI
17 Mei : Hari Buku Nasional
19 Mei : Hari Korps Cacat Veteran Indonesia
20 Mei : Hari Kebangkitan Nasional
21 Mei : Hari Peringatan Reformasi
Juni
1 Juni : Hari Lahir Pancasila
1 Juni : Hari Anak-anak Sedunia
3 Juni : Hari Pasar Modal Indonesia
5 Juni : Hari Lingkungan Hidup Sedunia
17 Juni : Hari Dermaga
22 Juni : Hari Ulang Tahun Kota Jakarta
24 Juni : Hari Bidan Indonesia
26 Juni : Hari Anti Narkoba Sedunia
29 Juni : Hari Keluarga Berencana Nasional
Juli
1 Juli : Hari Bhayangkara
1 Juli : Hari Anak-anak Indonesia
5 Juli : Hari Bank Indonesia
9 Juli : Hari Satelit Palapa
12 Juli : Hari Koperasi
22 Juli : Hari Kejaksaan
23 Juli : Hari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
29 Juli : Hari Bhakti TNI Angkatan Udara
Agustus
5 Agustus : Hari Dharma Wanita Indonesia
8 Agustus : Hari Ulang Tahun ASEAN
10 Agustus : Hari Veteran Nasional
13 Agustus : Hari Peringatan Pangkalan Brandan Lautan Api
14 Agustus : Hari Pramuka
17 Agustus : Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
18 Agustus : Hari Konstitusi Republik Indonesia
19 Agustus : Hari Departemen Luar Negeri Indonesia
21 Agustus : Hari Maritim Nasional
24 Agustus : Hari Televisi Republik Indonesia (TVRI)
September
1 September : Hari Polisi Wanita (POLWAN)
3 September : Hari Palang Merah Indonesia (PMI)
8 September : Hari Aksara
8 September : Hari Pamong Praja
9 September : Hari Ulang Tahun Partai Demokrat
9 September : Hari Olahraga Nasional
11 September : Hari Radio Republik Indonesia (RRI)
17 September : Hari Perhubungan Nasional
24 September : Hari Tani
27 September : Hari Pos Telekomunikasi Telegraf (PTT)
28 September : Hari Kereta Api
29 September : Hari Sarjana Indonesia
30 September : Hari Peringatan Pemberontakan G30S/PKI
Oktober
1 Oktober : Hari Kesaktian Pancasila
5 Oktober : Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI)
9 Oktober : Hari Surat Menyurat Internasional
14 Oktober : Hari Pangan Sedunia
15 Oktober : Hari Hak Asasi Binatang
16 Oktober : Hari Parlemen Indonesia
20 Oktober : Hari Ulang Tahun Golongan Karya
24 Oktober : Hari Dokter Indonesia
24 Oktober : Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
27 Oktober : Hari Penerbangan Nasional
27 Oktober : Hari Listrik Nasional
28 Oktober : Hari Sumpah Pemuda
30 Oktober : Hari Keuangan
November
3 November : Hari Kerohanian
10 November : Hari Pahlawan
10 November : Hari Ganefo
12 November : Hari Kesehatan Nasional
14 November : Hari Brigade Mobil (BRIMOB)
21 November : Hari Pohon
22 November : Hari Perhubungan Darat
25 November : Hari Guru
Desember
1 Desember : Hari AIDS Sedunia
1 Desember : Hari Artileri
9 Desember : Hari Armada
9 Desember : Hari Korupsi
10 Desember : Hari Hak Asasi Manusia
12 Desember : Hari Transmigrasi
15 Desember : Hari Infanteri
19 Desember : Hari Trikora
22 Desember : Hari Ibu
22 Desember : Hari Sosial
22 Desember : Hari Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD)
Selasa, 09 Juli 2013
Origami _ fun
Sejarah Origami
Origami merupakan seni melipat kertas yang berasal dari Jepang. Kata origami berasal
dari bahasa Jepang, yakni gabungan dari kata ori yang berarti melipat dan
kami yang berarti kertas. Ketika kedua kata itu digabungkan, ada
perubahan sedikit namun tidak mengubah artinya yakni dari kata kami menjadi
gami sehingga yang terjadi bukan orikami melainkan origami,
maksudnya melipat kertas. Saat ini kata origami telah dikenal dan
digunakan di seluruh penjuru dunia untuk menyebut seni melipat kertas. Menurut
M. Amanuma dalam Danandjaja (1997:297), origami adalah seni melipat
kertas menjadi berbagai bentuk.
Sejarah origami dipercaya bermula sejak manusia mulai memproduksi
kertas. Kertas pertama kali diproduksi di Tiongkok (Cina) pada abad pertama
tepatnya 105 M dan diperkenalkan oleh Ts’ai
Lun. Kemudian pada abad keenam, cara pembuatan kertas itu dibawa ke
Spanyol oleh orang-orang Arab dan ke Jepang (610 M) oleh seorang biksu Budha
bernama Doncho (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea).
Dia memperkenalkan kertas dan tinta di Jepang pada masa pemerintahan Kaisar
wanita Suiko. Sejak saat itu, origami menjadi populer di kalangan orang
Jepang sejak turun-temurun. Origami menjadi satu kebudayaan orang Jepang
dalam keagamaan Shinto.
Sejak zaman Heian (741-1191), di kalangan kaum
biksu Shinto, origami dipercaya telah ada sebagai penutup botol sake
(arak) pada saat upacara penyembahan, wanita dan kanak-kanak. Pada saat itu, origami
masih dikenal dengan istilah orikata/origata, orisui, ataupun
orimino. Ketika itu, memotong kertas dengan menggunakan pisau
diperbolehkan. Pada zaman Kamakura (1185-1333), bentuk yang dikenal
adalah noshi.
Noshi adalah
singkatan dari kata noshi-awabi, yaitu daging tiram tipis yang dijemur
dan dianggap sebagai hidangan istimewa orang-orang Jepang. Noshi dianggap
sebagai pembawa keberuntungan bagi siapa saja yang menerimanya. Sejak zaman
Muromachi (1338-1573) penggunaan pisau untuk memotong kertas telah dihentikan. Origami
kemudian berkembang menjadi suatu cara memisahkan masyarakat golongan kelas
atas dan kelas bawah. Samurai mengikuti ajaran Ise, sementara masyarakat
biasa mengikuti ajaran Ogasawara. Dalam perkembangannya origami telah
menjadi begitu identik dengan budaya Jepang yang diwariskan secara
turun-temurun dari masa ke masa.
Origami terutama berkembang
dengan menggunakan kertas asli Jepang yang disebut washi. Saat ini origami
telah menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari budaya orang Jepang. Terutama
dalam upacara adat keagamaan Shinto yang tetap dipertahankan hingga sekarang. Dalam
tradisi Shinto, kertas segi empat dipotong dan dilipat menjadi lambing simbolik
Dewata dan digantung di Kotai Jingu (Kuil Agung
Imperial) di Ise sebagai sembahan. Pada upacara perkawinan Shinto, kertas
membentuk burung bangau jantan (o-cho) dan burung bangau betina (me-cho),
membalut botol sake (arak) sebagai lambang pengantin pria dan wanita. Selain
itu origami juga digunakan untuk upacara keagamaan yang lain.
Pada mulanya, origami hanya diajarkan
secara lisan. Panduan tertulis membuat origami terdapat dalam buku
berjudul Senbazuru Orikata
(Bagaimana Melipat Seribu Burung Bangau) pada tahun 1797 yang ditulis oleh
pendeta Rokoan (Akasito Rito). Ketika itu origami masih dikenal dengan sebutan orikata. Buku ini dianggap buku origami tertua
di dunia dan memuat 49 metode melipat burung bangau kertas sehingga saling
berhubungan, serta Kyo-Ka (puisi pendek yang lucu). Pada tahun yang sama,
Akisato Rito mengeluarkan buku yang berjudul Chushingura Orikata yang
memuat lipatan bentuk manusia.
Pada tahun 1819, buku yang berjudul Sekejap Mata
Menghasilkan Burung Kertas memperlihatkan bagaimana burung dihasilkan dari
kertas. Kemudian pada tahun 1845, kumpulan lengkap bentuk lipatan
tradisi Jepang ditulis dan diterbitkan dalam buku Kan no Mado.
Buku tersebut berisi lebih kurang seratus lima puluh contoh origami termasuk
model katak. Pada tahun 1850, suatu naskah tulisan lain berjudul Kayaragusa
diterbitkan. Naskah ini berisi dua bagian origami, yaitu hiburan dan
keagamaan. Pada zaman Edo (1600-1868) produksi kertas yang
berlimpah menjadikan kertas mudah diperoleh. Hal ini menjadikan origami berkembang
lebih pesat. Pada akhir zaman Edo hampir tujuh puluh bentuk dihasilkan termasuk
burung bangau (tsuru), katak, kapal, dan balon yang masih tetap dikenal
hingga saat ini.
Pada zaman Meiji (1868-1912), origami digunakan sebagai alat
mengajar di Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Hal tersebut berkat pengaruh
dari ahli pendidikan Friedrich Wilhelm
August Fröbel (1782-1852). Beliau adalah seorang pendidik Jerman pada abad
ke-19. Beliau menggunakan origami tradisional Eropa untuk menghasilkan bentuk
geometrik. Kemudian, konsep ini dipakai secara meluas di Taman Kanak-kanak di
Jepang.
Pada tahun 1880, seni melipat kertas itu
mulai dikenal dengan origami. Kata origami berasal dari bahasa Jepang, oru
(melipat) dan kami (kertas). Kata origami kemudian mulai
menggantikan istilah orikata/origata, orisui ataupun orimono.
Pada zaman Showa (1926-1989) origami kurang
diminati dan hanya noshi yang masih populer digunakan untuk pertukaran hadiah
antarsamurai. Waktu itu kertas merah dan putih digunakan untuk membalut
kepingan tipis daging, tiram atau ikan. Seiring berkembangnya zaman, muncul lah
origami modern yang mulai diperkenalkan oleh Akira Yoshizawa di Jepang.
Origami modern ini
mengenal bentuk lipatan baru yang berbeda dengan bentuk lipatan
klasik/tradisional dengan mengambil berbagai model realistik dari binatang,
benda atau bentuk-bentuk dekoratif. Dia memperkenalkan bentuk awal hewan
berkaki empat dengan mengabungkan dua keping kertas yang berlipat. Selain itu,
Akira Yoshizawa juga memberikan sumbangan besar bagi perkembangan origami dengan
memperkenalkan teknik lipatan basah.
Lipatan basah merupakan teknik baru dalam
melipat kertas dengan cara membasahi kertas tebal lebih dulu agar lentur
sehingga mudah dibentuk. Dengan demikian diperoleh model 3 dimensi dengan sudut
lipatan lembut. Kemudian Akira Yoshizawa bersama Sam Randlett memperkenalkan
diagram Yoshizawa-Randlett. Diagram Yoshizawa-Randlett merupakan diagram
tentang cara penulisan instruksi cara pembuatan model origami dengan
menggunakan symbol- simbol seperti panah dan garis. Diagram Yoshizawa-Randlett
memudahkan kalangan penggemar
origami di seluruh dunia dalam memahami instruksi cara pembuatan origami
sehingga sekarang telah diterima dan digunakan di seluruh dunia sebagai diagram
baku dalam penulisan instruksi cara pembuatan model origami.
salah satu contoh gambar panduan dalam membuat origami yaitu :
Sabtu, 06 Juli 2013
Ramadhan tiba
tanpa terasa ramadhan telah berada di depan kita.
bersihkan hati, bersihkan jiwa untuk memasuki bulan yang penuh berkah ini.
selamat menunaikan ibadah puasa 1434 H.
Mohon maaf lahir dan bathin.
^_^
\ /
bersihkan hati, bersihkan jiwa untuk memasuki bulan yang penuh berkah ini.
selamat menunaikan ibadah puasa 1434 H.
Mohon maaf lahir dan bathin.
^_^
\ /
Langganan:
Postingan (Atom)